Wednesday, November 28, 2012 0 comments By: Admin RT23

Pasangan Dalam Mengarungi Samudra Kehidupan

By: Muhamad Agus Syafii

Sahabatku, yang ingin segera menikah. Mempersiapkan diri dan memperkokoh keimanan kepada Allah agar diberi kekuatan dan kesabaran adalah bagian yang paling fundamental dalam rumah tangga, sebab begitu bertemu dengan jodoh anda bukan berarti segala permasalahan kehidupan berakhir, namun itu titik berangkat. Berumah tangga bagaikan mengemudi bahtera di tengah samudera luas. Lautan kehidupan seperti tak bertepi, dan medan hamparan kehidupan sering tiba-tiba berubah. Memasuki lembaran baru hidup berkeluarga biasanya dipandang sebagai pintu kebahagiaan. Segala macam harapan kebahagiaan ditumpahkan pada lembaga keluarga. Akan tetapi setelah periode “impian indah” terlampaui orang harus menghadapi realita kehidupan. Sunnah kehidupan ternyata adalah “problem”. Kehidupan kita, tak terkecuali dalam lingkup keluarga adalah problem, problem sepanjang masa. Tidak ada seorangpun yang hidupnya terbebas dari problem, tetapi ukuran keberhasilan hidup justeru
terletak pada kemampuan seseorang mengatasi problem. Sebaik-baik mukmin adalah orang yang selalu diuji tetapi lulus terus, khiyar al mu’min mufattanun tawwabun.(hadis). Problem itu sendiri juga merupakan ujian dari Allah. siapa diantara ,mereka yang berfikir positif, sehingga dari problem itu justeru lahir nilai kebaikan, liyabluwakum ayyukum ahsanu `amala (Q/67:2) liyabluwakum fi ma a ta kum (Q/6:165).

Sahabatku yang ingin segera menikah, carilah jodoh dunia akhirat, jodoh yang setia dalam mengarungi samudra kehidupan yang penuh ombak dan badai kehidupan yang menghempas bahtera rumah tangga anda, carilah pasangan yang tangguh, kuat dan kokoh, tahan penderitaan, pasangan yang hanya dengan mengharap keridhaan Allah. Maka bahtera rumah tangga anda akan bisa mengarungi samudra kehidupan dengan selamat dunia dan akhirat. Bila memang ada niat & keinginan sungguh-sungguh untuk mendapatkan jodoh. Jangan putus asa, tetaplah berikhitiar & memohon kpd Allah maka Allah akan mengirimkan jodoh yg terbaik untuk anda.

Wassalam,
Muhamad Agus Syafii

Tuesday, November 20, 2012 0 comments By: Admin RT23

Tujuh kebiasaan memperkaya hidup


1. Kebiasaan mengucap syukur.
Ini adalah kebiasaan istimewa yang bisa mengubah hidup selalu menjadi lebih baik. Bahkan agama mendorong kita bersyukur tidak saja untuk hal-hal yang baik , tapi juga dalam kesussahan dan hari-hari yang buruk.. Ada rahasia besar dibalik ucapan syukur yang sudah terbukti sepanjang sejarah. Hellen Keller yang buta dan tuli sejak usia dua tahun , telah menjadi orang yang terkenal dan dikagumi diseluruh dunia. Salah satu ucapannya yang banyak memotivasi orang adalah “Aku bersyukur atas cacat-cacat ini aku menemukan diriku, pekerjaanku dan Tuhanku”. Memang sulit untuk bersyukur,namun kita bisa belajar secara bertahap. Mulailah mensyukuri kehidupan, mensyukuri berkah , kesehatan, keluarga, sahabat dsb. Lama kelamaan Anda bahkan bisa bersyukur atas kesusahan dan situasi yang buruk.

2. Kebiasaan berpikir positif.
Hidup kita dibentuk oleh apa yang paling sering kita pikirkan. Kalau selalu berpikiran positif, kita cenderung menjadi pribadi yang yang positif. Ciri-ciri dari pikiran yang positif selalu mengarah kepada kebenaran, kebaikan, kasih sayang, harapan dan suka cita. Sering-seringlah memantau apa yang sedang Anda pikirkan. Kalau Anda terbenam dalam pikiran negatif, kendalikanlah segera kearah yang positif. Jadikanlah berpikir positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif sebagai kebiasaan dan lihatlah betapa banyak hal-hal positif yang akan Anda alami.

3. Kebiasaan berempati.
Kemampuan berhubungan dengan orang lain merupakan kelebihan yang dimiliki oleh banyak orang sukses. Dan salah satu unsur penting dalam berhubungan dengan orang lain adalah empati, kemampuan atau kepekaan untuk memandang dari sudut pandang orang lain.Orang yang empati bahkan bisa merasakan perasaan orang lain, mengerti keinginannya dan menangkap motif dibalik sikap orang lain. Ini berlawanan sekali dengan sikap egois , yang justru menuntut diperhatikan dan dimengerti orang lain. Meskipun tidak semua orang mudah berempati , namun kita bisa belajar dengan membiasakan diri melakukan tindakan-tindakan yang empatik. Misalnya, jadilah pendengar yang baik, belajarlah menempatkan diri pada posisi orang lain, belajarlah melakukan apa yang Anda ingin orang lain lakukan kepada Anda, dsb.

4. Kebiasaan mendahulukan yang penting.
Pikirkanlah apa saja yang paling penting, dan dahulukanlah!. Jangan biarkan hidup Anda terjebak dalam hal-hal yang tidak penting sementara hal-hal yang penting terabaikan. Mulailah memilah-milah mana yang penting dan mana yg tidak, kebiasaan mendahulukan yang penting akan membuat hidup Anda efektif dan produktif dan meningkatkan citra diri Anda secara signifikan.

5. Kebiasaan bertindak.
Bila Anda sudah mempunyai pengetahuan, sudah mempunyai tujuan yang hendak dicapai dan sudah mempunyai kesadaran mengenai apa yang harus dilakukan , maka langkah selanjutnya adalah bertindak. Biasakan untuk mengahargai waktu, lawanlah rasa malas dengan bersikap aktif. Banyak orang yang gagal dalam hidup karena hanya mempunyai impian dan hanya mempunyai tujuan tapi tak mau melangkah.

6. Kebiasaan menabur benih.
Prinsip tabur benih ini berlaku dalam kehidupan. Pada waktunya Anda akan menuai yang Anda tabur. Bayangkanlah, betapa kayanya hidup Anda bila Anda selalu menebar benih ‘kebaikan’. Tapi sebaliknya, betapa miskinnya Anda bila rajin menabur keburukan.

7. Kebiasaan hidup jujur.
Tanpa kejujuran , kita tidak bisa menjadi pribadi yang utuh, bahkan bisa merusak harga diri dan masa depan Anda sendiri. Mulailah membiasakan diri bersikap jujur, tidak saja kepada diri sendir tapi juga terhadap orang lain. Mulailah mengatakan kebenaran, meskipun mengandung resiko. Bila Anda berbohong, kendalikanlah kebohongan Anda sedikit demi sedikit.
Wednesday, November 14, 2012 0 comments By: Admin RT23

Belajar yang Menyenangkan


Beberap hari lalu saya sempat berdiskusi dengan teman sekos saya, mulanya beliau bercerita tentang adik laki-lakinya yang malas untuk belajar padahal sebentar lagi dia akan menghadapi ujian akhir kelulusan SD. Sebuat saja namanya “Ardi”, Ardi ini termasuk anak yang belum bisa belajar dengan baik atau masih malas-malasan, kalaupun dia belajar itu hanya untuk menghindari omelan kakak dan ibunyan yang selalu menyuruhnya untuk belajar, dan bisa ditebak selama dia di ruang belajar yang dilakukan pun hanya pura-pura belajar atau belajar asal-asalan, sekolah pun hanya sekedar sebagai rutinitas seharian yang hanya berlalu begitu saja, sekedar menuruti perintah orang tua.
Apa yang terjadi pada Ardi sebenarnya juga banyak dialami anak-anak usia sekolah di masyarakat kita. Tak terhitung lagi berapa banyak orang tua yang mengeluh dan kecewa dengan nilai anaknya yang jeblok (jelek) karena anaknya malas belajar, dan sebaliknya tidak jarang juga kita menemukan anak yang ngambek atau menagis gara-gara selalu disuruh belajar. Ada orang tau yang memarahi anaknya, mengancam si anak untuk tidak akan membelikan ini dan itu kalau si anak tidak belajar, membanding-bandingkan anaknya dengan anak lain, atau bahkan ada orang tua yang mengunakan cara kekerasan (menjewer, menyentil, mencubit, atau memukul). Jelas semua ini akan sangat berpengaruh pada fisik maupun psikis siswa.
Lalu sebenarnya bagaimanakah cara untuk mengatasi anak yang malas belajar? Masih perlukan kita dengarkan keluhan-keluahn orang tua tentang anaknya yang malas belajar? Haruskah anak itu ngambek atau menagis gara-gara dimarahin orang tuanya dan disuruh-suruh untuk belajar?
Untuk mengatasi permasalahan tersebut ada baiknya kalau terlebih dahulu kita mencari penyebab dari prikalu malas belajar, kemudian baru mencari solusi guna mengatasinya.
ANAK malas belajar sudah menjadi salah satu keluhan umum para orang tua. Kasus yang banyak terjadi di masyarakat adalah anak lebih suka bermain dari pada belajar. Demikian yang diungkapkan psikolog anak Hermin R.Seviana, Psi.
Wanita yang akarab disapa Hermin ini menjelaskan, perbuatan malas dijabarkan sebagai tindakan yang tidak mau berbuat sesuatu, segan, tak suka, tak bernafsu. Malas belajar, katanya, memiliki pengertian yang artinya si anak tidak mau, enggan, tak suka, tak bernafsu untuk melakukan aktivitas belajar.
“Jika anak-anak tidak suka belajar dan lebih suka bermain, itu berarti belajar dianggap sebagai kegiatan yang tidak menarik buat mereka, dan mungkin tanpa disadari belajar dianggap sebagai kegiatan yang tidak ada gunanya karena hasilnya tidak secara langsung dapat dinikmati. Bertolak belakang dengan kegiatan bermain yang keuntungannya dapat mereka rasakan secara langsung,” terangnya.
Dikatakan, anak yang malas belajar disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor intinsik (dalam diri anak sendiri) dan faktor ekstrintik (dari lingkungan sekitar anak). Faktor intinsik, papar Hermin, terjadi karena kurangnya waktu yang tersedia untuk bermain, kelelahan dalam beraktivitas, misalnya, terlalu banyak bermain atau membantu orang tua, sedang sakit dan masalah IQ/EQ anak. Sedangkan faktor ekstrinsik, biasanya dikarenakan sikap orang tua yang tidak memperhatikan anak dalam belajar atau sebaliknya, misalnya memaksakan anak untuk les ini itu dan sebagainya.
“Faktor ekstrinsik juga bisa terjadi kurangnya sarana penunjang belajar anak seperti, meja belajar, buku penunjang , dan penerangan yang bagus dan sebagainya. Atau bisa juga dikarenakan suasana rumah yang tidak nyaman, seperti misalnya rumah penuh dengan kegaduhan, keadaan rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap,” sebut Hermin.
Bagaimana mengatasi anak yang malas belajar ini? Hermin mengatakan, langkah pertama yang dilakukan adalah mencari sebab musababnya anak menjadi malas. Langkah berikutnya adalah dengan menanamkan pengertian yang benar tentang seluk-beluk belajar pada anak sejak dini.
“Terangkan makna belajar dengan bahasa yang dimengerti anak. Menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada anak, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang,” bebernya.
Ditambahkan, langkah penting lainnya yang harus dilakukan orang tua adalah dengan memberikan contoh “belajar” yang pada anak. Misalnya, ketika menyuruh dan mengawasi anak belajar, orang tua juga perlu untuk terlihat belajar misalnya dengan membaca buku-buku dan sebagainya.
Orang tua, tutur Hermin, juga harus menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman pada saat anak belajar. Setidaknya dengan memenuhi kebutuhan sarana belajar, memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak saat belajar.
“Sebagai selingan, orangtua dapat pula memberikan permainan-permainan yang mendidik agar suasana belajar tidak tegang dan tetap menarik perhatian,” tandasnya.
Malas belajar pada anak secara psikologis merupakan wujud dari melemahnya kondisi mental, intelektual, fisik, dan psikis anak. Malas belajar timbul dari beberapa faktor, untuk lebih mudahnya terbagi menjadi dua faktor besar, yaitu: 1) faktor intrinsik ( dari dalam diri anak), dan 2) Faktor ekstrinsik (faktor dari luar anak).
1. Dari Dalam Diri Anak (Intrinsik)
Rasa malas untuk belajar yang timbul dari dalam diri anak dapat disebabkan karena kurang atau tidak adanya motivasi diri. Motivasi ini kemungkinan belum tumbuh dikarenakan anak belum mengetahui manfaat dari belajar atau belum ada sesuatu yang ingin dicapainya. Selain itu kelelahan dalam beraktivitas dapat berakibat menurunnya kekuatan fisik dan melemahnya kondisi psikis. Sebagai contoh, terlalu lama bermain, terlalu banyak mengikuti les ini dan les itu, terlalu banyak mengikuti ekstrakulikuler ini dan itu, atau membantu pekerjaan orangtua di rumah, merupakan faktor penyebab menurunnya kekuatan fisik pada anak. Contoh lainnya, terlalu lama menangis, marah-marah (ngambek) juga akan berpengaruh pada kondisi psikologis anak.
2. Dari Luar Anak (Ekstrinsik)
Faktor dari luar anak yang tidak kalah besar pengaruhnya terhadap kondisi anak untuk menjadi malas belajar. Hal ini terjadi karena:
a. Sikap Orang Tua
Sikap orang tua yang tidak memberikan perhatian dalam belajar atau sebaliknya terlalu berlebihan perhatiannya, bisa menyebabkan anak malas belajar. Tidak cukup di situ, banyak orang tua di masyarakat kita yang menuntut anak untuk belajar hanya demi angka (nilai) dan bukan mengajarkan kepada anak akan kesadaran dan tanggung jawab anak untuk belajar selaku pelajar. Akibat dari tuntutan tersebut tidak sedikit anak yang stress dan sering marah-marah (ngambek) sehingga nilai yang berhasil ia peroleh kurang memuaskan. Parahnya lagi, tidak jarang orang tua yang marah-marah dan mencela anaknya bilamana anak mendapat nilai yang kuang memuaskan. Menurut para pakar psikologi, sebenarnya anak usia Sekolah Dasar janga terlalu diorentasikan pada nilai (hasil belajar), tetapi bagaimana membiasakan diri untuk belajar, berlatih tanggung jawab, dan berlatih dalam suatu aturan.
b. Sikap Guru
Guru selaku tokoh teladan atau figur yang sering berinteraksi dengan anak dan dibanggakan oleh mereka, tapi tidak jarang sikap guru di sekolah juga menjadi objek keluhan siswanya. Ada banyak macam penyebabnya, mulai dari ketidaksiapan guru dalam mengajar, tidak menguasai bidang pelajaran yang akan diajarkan, atau karena terlalu banyak memberikan tugas-tugas dan pekerjaan rumah. Selain itu, sikap sering terlambat masuk kelas di saat mengajar, bercanda dengan siswa-siswa tertentu saja atau membawa masalah rumah tangga ke sekolah, membuat suasana belajar semakin tidak nyaman, tegang dan menakutkan bagi siswa tertentu.
c. Sikap Teman
Ketikan seorang anak berinteraksi dengan teman-temannya di sekolah, tentunya secara langsung anak bisa memperhatikan satu sama lainnya, sikap, perlengkapan sekolah, pakaian dan asesoris-asesoris lainnya. Tapi sayangnya tidak semua teman di sekolah memiliki sikap atau perilaku yang baik dengan teman-teman lainnya. Seorang teman yang berlebihan dalam perlengkapan busana sekolah atau perlengkapan belajar, seperti sepatu yang bermerk yang tidak terjangkau oleh teman-teman lainnya, termasuk tas sekolah dan alat tulis atau sepeda dan mainan lainnya, secara tidak langsung dapat membuat iri teman-teman yang kurang mampu. Pada akhirnya ada anak yang menuntut kepada orang tuanya untuk minta dibelikan perlengkapan sekolah yang serupa dengan temannya. Bilamana tidak dituruti maka dengan cara malas belajarlah sebagai upaya untuk dikabulkan permohonannya.
d. Suasana Belajar di Rumah
Bukan suatu jaminan rumah mewah dan megah membuat anak menjadi rajin belajar, tidak pula rumah yang sangat sederhana menjadi faktor mutlak anak malas belajar. Rumah yang tidak dapat menciptakan suasana belajar yang baik adalah rumah yang selalu penuh dengan kegaduhan, keadaan rumah yang berantakan ataupun kondisi udara yang pengap. Selain itu tersedianya fasilitas-fasilitas permainan yang berlebihan di rumah juga dapat mengganggu minat belajar anak. Mulai dari radio tape yang menggunakan kaset, CD, VCD, atau komputer yang diprogram untuk sebuah permainan (games), seperti Game Boy, Game Watch maupun Play Stations. Kondisi seperti ini berpotensi besar untuk tidak terciptanya suasana belajar yang baik.
e. Sarana Belajar
Sarana belajar merupakan media mutlak yang dapat mendukung minat belajar, kekurangan ataupun ketiadaan sarana untuk belajar secara langsung telah menciptakan kondisi anak untuk malas belajar. Kendala belajar biasanya muncul karena tidak tersedianya ruang belajar khusus, meja belajar, buku-buku penunjang (pustaka mini), dan penerangan yang bagus. Selain itu, tidak tersediannya buku-buku pelajaran, buku tulis, dan alat-alat tulis lainnya, merupakan bagian lain yang cenderung menjadi hambatan otomatis anak akan kehilangan minat belajar yang optimal.
Enam langkan untuk mengatasi mals belajar pada anak dan membantu orangtua dalam membimbing dan mendampingi anak yang bermasalah dalam belajar antara lain:
1. Mencari Informasi
Orangtua sebaiknya bertanya langsung kepada anak guna memperoleh informasi yang tepat mengenai dirinya. Carilah situasi dan kondisi yang tepat untuk dapat berkomunikasi secara terbuka dengannya. Setelah itu ajaklah anak untuk mengungkapkan penyebab ia malas belajar. Pergunakan setiap suasana yang santai seperti saat membantu ibu di dapur, berjalan-jalan atau sambil bermain, tidak harus formal yang membuat anak tidak bisa membuka permasalahan dirinya.
2. Membuat Kesepakatan bersama antara orang tua dan anak.
Kesepakatan dibuat untuk menciptakan keadaan dan tanggung jawab serta memotivasi anak dalam belajar bukan memaksakan kehendak orang tua. Kesepakatan dibuat mulai dari bangun tidur hingga waktu hendak tidur, baik dalam hal rutinitas jam belajar, lama waktu belajar, jam belajar bilamana ada PR atau tidak, jam belajar di waktu libur sekolah, bagaimana bila hasil belajar baik atau buruk, hadiah atau sanksi apa yang harus diterima dan sebagainya. Kalaupun ada sanksi yang harus dibuat atau disepakati, biarlah anak yang menentukannya sebagai bukti tanggungjawabnya terhadap sesuatu yang akan disepakati bersama.
3. Menciptakan Disiplin.
Bukanlah suatu hal yang mudah untuk menciptakan kedisiplinan kepada anak jika tidak dimulai dari orang tua. Orang tua yang sudah terbiasa menampilkan kedisiplinan dalam kehidupan sehari-hari akan dengan mudah diikuti oleh anaknya. Orang tua dapat menciptakan disiplin dalam belajar yang dilaksanakan secara konsisten dan berkesinambungan. Latihan kedisiplinan bisa dimulai dari menyiapkan peralatan belajar, buku-buku pelajaran, mengingatkan tugas-tugas sekolah, menanyakan bahan pelajaran yang telah dipelajari, ataupun menanyakan kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam suatu pelajaran tertentu, terlepas dari ada atau tidaknya tugas sekolah.
4. Menegakkan Kedisiplinan.
Menegakkan kedisiplinan harus dilakukan bilamana anak mulai meninggalkan kesepakatan-kesepakatan yang telah disepakati. Bilamana anak melakukan pelanggaran sedapat mungkin hindari sanksi yang bersifat fisik (menjewer, menyentil, mencubit, atau memukul). Untuk mengalihkannya gunakanlah konsekuensi-konsekuensi logis yang dapat diterima oleh akal pikiran anak. Bila dapat melakukan aktivitas bersama di dalam satu ruangan saat anak belajar, orang tua dapat sambil membaca koran, majalah, atau aktivitas lain yang tidak mengganggu anak dalam ruang tersebut. Dengan demikian menegakkan disiplin pada anak tidak selalu dengan suruhan atau bentakan sementara orang tua melaksanakan aktifitas lain seperti menonton televisi atau sibuk di dapur.
5. Ketegasan Sikap
Ketegasan sikap dilakukan dengan cara orang tua tidak lagi memberikan toleransi kepada anak atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukannya secara berulang-ulang. Ketegasan sikap ini dikenakan saat anak mulai benar-benar menolak dan membantah dengan alasan yang dibuat-buat. Bahkan dengan sengaja anak berlaku ’tidak jujur’ melakukan aktivitas-aktivitas lain secara sengaja sampai melewati jam belajar. Ketegasan sikap yang diperlukan adalah dengan memberikan sanksi yang telah disepakati dan siap menerima konsekuensi atas pelanggaran yang dilakukannya.
6. Menciptakan Suasana Belajar
Menciptakan suasana belajar yang baik dan nyaman merupakan tanggung jawab orangtua. Setidaknya orang tua memenuhi kebutuhan sarana belajar, memberikan perhatian dengan cara mengarahkan dan mendampingi anak saat belajar. Sebagai selingan orangtua dapat pula memberikan permainan-permainan yang mendidik agar suasana belajar tidak tegang dan tetap menarik perhatian.
Ternyata malas belajar yang dialami oleh anak banyak disebabkan oleh berbagai faktor. Oleh karena itu sebelum anak terlanjur mendapat nilai yang tidak memuaskan dan membuat malu orangtua, hendaknya orang tua segera menyelidiki dan memperhatikan minat belajar anak. Selain itu, menumbuhkan inisiatif belajar mandiri pada anak, menanamkan kesadaran serta tanggung jawab selaku pelajar pada anak merupakan hal lain yang bermanfaat jangka panjang. Jika enam langkah ini dapat diterapkan pada anak, maka sudah seharusnya tidak adalagi keluhan dari orang tua tentang anaknya yang malas belajar atau anak yang ngambek karena selalu dimarahi orang tuanya.




Anak tidak mau belajar atau malas untuk membaca buku pelajaran, sering jadi keluhan orang tua. Anak lebih suka melihat tayangan televisi, seperti sinetron, film atau bermain dengan teman-teman sebayanya.
Jika anak tidak mau belajar, mereka menganggap bahwa belajar adalah suatu kegiatan yang kurang menyenangkan dibandingkan dengan bermain atau nonton. Untuk mengatasi anak yang malas belajar adalah dengan membuat anak menganggap belajar adalah kegiatan yang menarik, menyenangkan atau membuat mereka sadar bahwa belajar adalah suatu kebutuhan.
Selengkapnya, berikut ini adalah tips untuk mengatasi anak malas belajar :
  • Tanamkan kesadaran kepada anak bahwa belajar adalah suatu kewajiban dan tanggung jawab sebagai seorang pelajar yang hasilnya akan diraih dimasa mendatang.
  • Berikan contoh kepada sang anak. Orang tua dapat turut membaca buku-buku yang bermanfaat saat anak sedang belajar.
  • Orang tua sebaiknya juga menanamkan budaya membaca di lingkungan keluarga.
  • Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Buat ruang belajar yang menarik, rapi dan tidak membuat anak malas di dalam ruang belajar.
  • Berikan motivasi kepada anak untuk belajar dengan cara yang baik, adakan pendekatan sambil menyelami hati anak dengan menjadikan anak sebagai sahabat. Jangan menyuruh anak belajar dengan memaksakan anak, apalagi dengan cara yang kasar.
  • Berikan insentif kepada anak, baik berupa hadiah kesukaan mereka atau sekedar pujian jika nilai anak bagus. Hal ini akan membantu memotivasi anak.
  • Sebaiknya orang tua lebih terbuka dengan anak dengan menanyakan permasalahan yang dia hadapi, kenapa malas belajar, apa yang dapat membuat ia semangat untuk belajar dan sebagainya. Bantu anak untuk mengatasi permasalahan tersebut.
  • Pilih waktu yang paling tepat untuk anak belajar. Hendaknya orang tua juga turut membantu anak dengan tidak menonton televisi, atau tidak mendengarkan musik keras-keras.
  • Jadikan waktu belajar ini menjadi kebiasaan rutin sehari-hari, dan sebaiknya orang tua juga menemani dan membantu jika anak mengalami kesulitan saat belajar.
  • Selain waktu belajar yang rutin, sediakan juga waktu yang cukup untuk bermain, menonton dan berinteraksi dengan teman-temannya.

Jejak Soekarno di Padang Arafah

agus Kurniawan - detikNews

Mekkah - Jejak Presiden pertama Republik Indonesia (RI) tidak hanya di Uni Soviet, Mesir, Maroko, Pakistan, dan Kuba, tapi juga di Arab Saudi. Di Tanah Suci, jejak proklamator RI itu disebut Syajaroh
Soekarno.
Pada saat wukuf 9 Dzulhijah di Padang Arafah beberapa waktu yang lalu, kita masih bisa menyaksikan peninggalan Soekarno di Arab Saudi. Jejak itu bisa dilihat dan kita rasakan langsung, yakni ribuan pohon yang menjadi peneduh saat jamaah haji melaksanakan wukuf di padang Arafah.
Dulu padang Arafah itu benar-benar gersang namun saat ini banyak ditumbuhi tanaman yang menjadi tempat yang rindang dan semilir saat angin menerpa.
Di Indonesia, terutama masyarakat Jawa dan Bali, pohon tersebut disebut pohon Imba atau Mimba. Namun di daerah lain seperti Madura disebut Membha atau Mempheuh. Pohon Imba oleh orang Arab disebut Syajaroh Soekarno atau pohon Soekarno. Pohon Mimba termasuk suku Meliaceae, marga Azadirachta, jenis Azadirachta indica Juss.
Di padang Arafah hampir setiap 5 meter telah ditanami pohon mimba. Pohon itu sudah ada yang tumbuh tinggi sekitar 8 meter dengan diameter batang sekitar 20-an sentimeter. Namun ada pula yang masih kecil dengan tinggi sekitar 2 meter dengan diameter 5 sentimeter.
Pohon mimba bisa ditumbuh di lahan tandus dan tingi batang dapat mencapai 20 meter. Selain di Arafah, di Arab Saudi seperti di Mekkah, Madinah, Jeddah, Riyadh dan Taif banyak ditemukan pohon mimba di pinggir-pinggir jalan yang berfungsi sebagai perindang.
Adanya pohon mimba tidak lepas dari jasa Soekarno pada sekitar tahun 1955 ketika Indonesia aktif sebagai gerakan nonblok. Pada saat berhaji Soekarno menawarkan kepada raja Arab Saudi untuk menanam pohon di Arafah. Dia pun kemudian mengirimkan ribuan bibit pohon mimba dan tenaga ahli untuk ikut meneliti, merawat dan menanamnya.
Saat ini sudah ada jutaan pohon yang tertanam di Arab. Padang Arafah seluas 11 kilometer persegi yang dulunya gersang dan berbatu saat ini menghijau dengan adanya pohon tersebut. Jamaah haji seluruh dunia dapat berteduh di antaranya rimbunnya pohon mimba di tempat itu saat
wukuf. "Orang sini (Arab-red) menamakan pohon ini sebagai syajaroh Soekarno," ungkap Naib Amirul Hajj Indonesia, KH Hasyim Muzadi saat di Arafah.
Menurut Hasyim, di Arafah pohon ini benar-benar dirawat dan terus disirami air dan dipupuk sehingga dapat tumbuh besar. Namun ada pula pohon yang belum tinggi atau masih kecil karena baru beberapa tahun ditanam. "Kalau yang kecil-kecil ini umurnya belum tua, kurang dari 5 tahun. Semua pohon yang tumbuh di Arafah tidak boleh dirusak, itu termasuk larangan," katanya.
Dari sisi ilmu farmasi, pohon mimba mempunyai banyak khasiat. Kita sendiri membuktikan ketika tenda didirikan di Arafah di sela-sela pohon tersebut tidak mengalami gatal-gatal. Pohon ini terutama daunnya dikenal sebagai tanaman obat terutama menyembuhkan berbagai penyakit
kulit, radang dan lain-lain.
Diplomasi syajaroh Soekarno atau diplomasi pohon ternyata berhasil dilakukan. Semua orang akan terus mengenangnya sepanjang masa. Nama Soekarno tidak hanya dikenang menjadi nama sebuah jalan saja namun juga menjadi kenangan abadi di sebuah tanaman bernama mimba, imba atau membha. (bgs/try)


Friday, November 9, 2012 0 comments By: Admin RT23

Rencana Instalasi Listrik Rumah


Hemat listrik bukan cuma saat penggunaannya atau pilihan jenis lampunya. Bila tanpa perencanaan instalasi listrik yang hemat pula, maka penggunaan daya menjadi tidak optimal.
Urusan penghematan memang tak bisa lepas dari listrik. Karena itu, bagi Anda yang hendak merencanakan pemasangan instalasi listrik di rumah, simak tujuh kiat hemat perencanaannya ini:
1.      Minimalkan pembagian grup listrik
Semakin sederhana dan minim pembagian grup, semakin hemat pula pemakaian listriknya.

2.      Bagi grup berdasar wilayah.
Pembagian grup listrik berdasarkan wilayah lebih hemat dalam pemakaian kabelnya, ketimbang pembagian yang berdasarkan beban listrik. Seperti beban lampu, beban stop kontak, beban alat elektronik dengan kebutuhan watt-nya.

3.      Saklar dan stop kontak berdekatan.
Posisi saklar dan stop kontak diusahakan berdekatan, sehingga dalam 1 pipa conduct bisa dimasukkan 2 instalasi sekaligus, yakni instalasi saklar dan instalasi stop kontak. Untuk mencegah kebocoran arus listrik, sebaiknya sambungan antar kabel memakai model tikus. Sementara, untuk menjaga alat-alat elektronik dari petir dan arus listrik bocor, maka gunakan arde pada boks PLN.

4.      Boks panel dan meteran berdekatan.
Jenis kabel yang digunakan untuk fungsi ini harganya mahal. Untuk itu, bila semakin pendek kabel yang digunakan, biaya yang dikeluarkan akan semakin murah.

5.      Sesuaikan ukuran kabel dengan daya.
Pilihan ukuran kabel perlu disesuaikan dengan beban daya di rumah tersebut dan fungsi instalasi listriknya. Misalnya, untuk fitting lampu dipakai ukuran kabel 2 milimeter kali 1,5 milimeter. Sedangkan untuk stop kontak dengan daya terpasang, Anda bisa menggunakan kabel dengan ukuran 3 milimeter kali 2,5 milimeter.
Untuk rumah kecil dengan daya terpasang 900 watt, idealnya ukuran kabel 1,5 milimeter. Jika daya terpasang 900 watt dan voltase PLN 220 Volt, arus pada kabel listrik adalah 4 ampere. Menilik tabel penampang kabel, kabel dengan penampang 1,5 milimeter sudah cukup untuk dipakai di rumah tersebut.

6.      Fitting lampu jenis outbow.
Daya sebar cahaya tipe outbow lebih luas dibandingkan dengan fitting lampu. Misalnya, untuk penerangan satu kamar ukurannya 3 meter x 4 meter dibutuhkan 1 titik lampu outbow. Sedangkan jika memakai jenis down light inbow dibutuhkan 2 titik lampu.

7.      Hindari kebocoran listrik.
Beberapa penyebab kebocoran listrik adalah kurang sempurnanya teknik penyambungan kabel, isolator kabel ada yang terkelupas, saklar tidak berfungsi sempurna, dan sistem arde kurang sempurna. Maka, ini harus dicermati agar penyebab kebocoran listrik tidak terjadi. (Johana Erly Widyartanti)
Thursday, October 4, 2012 0 comments By: Admin RT23

e-KTP (syarat & jadwal pengambilan)


Daftar e-KTP Warga RT23/05

1 Elvi Hermilia - E4/01 47 Asmunah - E5/08 93 Mochamad Reza Sulaiman - E7/10
2 Devi Prabawanti - E4/01 48 Sri Meiyati - E5/10 94 Enty Sunarti - E7/10
3 Kun Prabowo - E4/01 49 Taufan Purnama Alam - E5/10 95 Moch. Arief Sulaeman - E7/10
4 Agus Priyanto - E4/02 50 Nurwahid - E6/02 96 Dara Puspita Rahayu - E8/01
5 Arsi Okti - E4/02 51 Iten Winarni - E6/02 97 Joko Budiyanto - E8/01
6 Erviani - E4/02 52 Ulfi Anjani - E6/02 98 Abdulrahman Taufik - E8/01
7 Harjuna Mukti Saputra - E4/03 53 Luthfi Mubarok - E6/02 99 Eka Novyanti - E8/02
8 Mukiran - E4/03 54 Ajid Miftahul Mubarak - E6/02 100 Sumiyati - E8/02
9 Basuki Tri Sasanti - E4/03 55 Diantari Indah Widiatmayanti - E6/04 101 Sugiyono - E8/02
10 Iman Ekayasa - E4/03 56 Dwi Atmadi - E6/04 102 Lestari Budihastiti - E8/03
11 Yanuar Dwiyanti - E4/03 57 Moch. Herdriyan Widianto - E6/04 103 Wiwin Winarni - E8/04
12 Minarsih - E4/04 58 Heru Wiji Lestari - E6/04 104 Hasanudin Saham - E8/04
13 Septika Wahyuni Astuti - E4/04 59 Sunaryo - E6/05 105 Farah Hurriyati Nuri - E8/05
14 Yuni Supriyadi - E4/04 60 Aulia Kartika Nadine - E6/05 106 Sugiyanto - E8/05
15 Taryana - E4/06 61 Rochmat Yuniarto - E6/06 107 Damis Srianik - E8/07
16 Yeni Yustini - E4/06 62 Tomas May Wibowo - E6/06 108 Arie Anggara - E8/07
17 Siti Nafaro - E4/07 63 Tb. Yosa Eka Mahriyadi - E6/07 109 Canang - E8/08
18 Wilda Dahlia - E4/07 64 Sukaryati - E6/07 110 Ursula, S.Pd - E8/08
19 Suhemi - E4/07 65 Tb. Entus Ichyana - E6/07 111 Panji Gemilang Laras Ati - E8/08
20 Nur Amira Hasanah - E4/07 66 Miska - E6/08 112 Lili Efendi - E8/09
21 Sukanta - E4/08 67 Tedi Herdiana - E6/08 113 Sofia - E8/09
22 Norman Prayoga - E4/08 68 Ratnawiyah - E6/09 114 Dwi Ayuniwati - E8/10
23 Imas Supriyanty - E4/08 69 Atia Sonda - E6/09 115 Sumini - E9/01
24 Panji Candra Rahayu - E4/08 70 Jamjuri - E6/09 116 Jimmy Jack Tombokan - E9/01
25 Sofian - E4/09 71 Sumakno - E6/10 117 Retno Melati - E9/01
26 Oyo Sunaryo - E4/10 72 Asih Widayati - E6/10 118 Afni Setiani - E9/02
27 Supriadi - E5/01 73 Tito Sakti Suryantoro - E7/01 119 Irma Wardini - E9/02
28 Juwati Prasetyaningsih - E5/01 74 Fitria Rifa - E7/01 120 Sanidin - E9/02
29 Herry Herdhani - E5/02 75 Eka Suhartini - E7/10 121 Irfan Warma - E9/02
30 Gilang Khaidir Ali - E5/02 76 Yunief Sunarto - E7/10 122 Rangga Suhartanto - E9/02
31 Susi Rachmawati - E5/03 77 Harun - E7/02 123 Neneng Mulyati - E9/03
32 Desak Made Sri Rahayu - E5/04 78 Nurhayati - E7/02 124 Joko Warsono - E9/03
33 Ngakan Ketut Santika - E5/04 79 Ige Aristian - E7/02 125 Sri Yati - E9/04
34 Made Sugiyarti - E5/04 80 Rochmadi - E7/03 126 Chandra Noor Fajar - E9/04
35 Daryana - E5/05 81 Hj. Lilis Mashuriah, S.Ag - E7/03 127 Hasbi Sohir - E9/04
36 Arafik - E5/05 82 Jehan Fadila - E7/04 128 Eti Sumiati - E9/06
37 Elia Ningsih M - E5/05 83 Bambang Triwidiyanto - E7/06 129 Irma Hermawati - E9/06
38 Rusydi - E5/05 84 Tetty Nurhayati - E7/06 130 Taufik - E9/06
39 Hombing - E5/05 85 Pipit Fitriawati - E7/07 131 Ade Babay Suharyati - E9/07
40 Rika Maya Sari - E5/06 86 Hj. Gunawati - E7/07 132 Novi Hernawati - E9/07
41 Wahyu Dewanto - E5/06 87 Asep Supriatna - E7/07 133 Iswahyudi - E9/07
42 Halim Kusuma Jaya - E5/07 88 Tiara Pradita - E7/08 134 Tb. Kurnaen Hermansyah - E9/07
43 Aprilian Kusuma Putra - E5/07 89 Kuswara - E7/08 135 Ratu Siti Ayu Cholifah - E9/07
44 Ifa Holifah - E5/07 90 Tina Agustina - E7/08 136 Sumarsih - E9/09
45 Purwono - E5/08 91 Sekti Dyah Sudarti - E7/09 137 Djoko Sulawatno - E9/09
46 Drajat Pramono - E5/08 92 Ima Pratiwi Margiana - E7/09


Sesuai surat pemberitahuan dari Kelurahan Ciwedus tentang subject diatas secara detail diterangkan sebagai berikut :
I.   DAFTAR e-KTP WARGA
·         List/daftar e_KTP warga terpasang di POS Ronda RT23/05
·         List/daftar e_KTP warga dapat juga dilihat http://kecubungcommunity.blogspot.com/
·         Bagi warga yang telah melakukan pelaksanaan e-KTP akan tetapi belum tertera dalam daftar, akan diinformasikan lebih lanjut melalui Kantor Kelurahan Ciwedus.
II. JADWAL PENGAMBILAN e-KTP RT23/05 :
Hari/tanggal          :               Selasa, 30 Oktober 2012
Pukul                      :               08.00 – 14.00 WIB
Tempat   :               Kantor Kecamatan Cilegon
III. SYARAT/DOKUMEN :
1.       Tidak diwakilkan
2.       Membawa KTP yang masih berlaku (asli & copy)
3.       Bagi yang KTP sudah tidak berlaku (khusus hanya KTP berwarna biru), membawa KTP (asli & copy) dan copy KK
4.       Apabila KTP hilang harus melampirkan surat kehilangan dari Kepolisian dan membawa KK (asli & copy).

Demikian diinformasikan terima kasih atas segala perhatiannya.

Anak itu mau jadi apa, tergantung pendidikan kita dari awal


by Rahima

Bismillahirrahmaanirrahiim
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.
Nandhita, gadis cantik, diculik. Mendengar beritanya hari ini, dari tuturan sang Ibu, jujur, yang aku bingungkan, koq segitunya sang Ibu sebegitu cepat percayanya, dan membiarkan sang anak untuk menjadi modeling?
Saya bukan Ibu yang sempurna, dan juga anak saya bukan gadis yang sempurna juga. Tapi jujur aja, diwaktu kecil, masih umur 5-8 tahunan, sebelum baligh, Ila memang saya biarkan untuk ikutan lomba apa saja, baik tahfizulQuran, bacaan shalat, ngaji dllnya, dan sering dapat juara I. termasuk lomba nari, nyari, tapi lomba yang kayak begituan, kagak pernah juara(syukur alhamdulillah, karena sebenarnya aku tak setuju anak ikut kaya begituan)
Naluri anak kecil, memang selalu ingin tampil beda, cantik, modeling, dipuja puji, selalu memperlihatkan foto modelingnya. Hal itu dialami anak pr saya Ila(tetapi berbanding terbalik dengan adek adeknya yang cowok, pemalu, nggak suka modeling, jadi aku tak perlu repot untuk anak anak cowok kami, karena sudah dari sononya pemalu).
Andaikan saja, aku terikut kata kata pujian orang :"ooh,.anak kamu manis sekali yah,.cantik sekali kalau dia begitu begini begene,.mungkin saja, Ila akan tumbuh menjadi anak yang suka pamer kecantikan dan modeling, apalagi kalau ditawarin jadi model. Namun, alhamdulillah, berkat ketegasanku melarang Ila ikutan kayak begituan, sehingga rasa ingin tampil kecantikan wajah dan tubuh itupun pupus dimakan masa. Paling Ila berfoto kenangan bersama teman temannya saja, tidak berfoto sendirian, semacam modeling begituan. Sudah begitupun, tetap saja aku perhatikan, apa yang telah dilakukannya, dan selalu kutegur.
Jadi, sebenarnya, menurutku sih,.sebaiknya ortu, apabila tak ingin menjadikan anaknya menjadi artis, modeling, penyayi, penari, sebaiknya sejak dari dini kita harus mencoba menahan, menekannya, agar bakat semacam begituan tak tersalurkan dan terkembangkan, kecuali, apabila memang kita menginginkan anak kita semacam itu, so..silahkan saja. Tapi silahkan juga menanggung resiko dunia, apalagi akhiratnya.
Anak berpacaran saja, saya larang mati matian,...bahkan babak belur tuh kakinya, kalau ketahuan sama saya. Namun, sampai saat ini, karena takut babak belur tak ada satupun diantara anak anak kami berpacaran. Susah sekali memang menahannya, karena lingkungan, teman temannya semua pada pacaran. Tapi,.apakah dengan dalih begitu kita lantas menghalalkan segala cara. Akh..sepanjang tak merusak jiwa dan badannya, sepanjang dia tak mengganggu kuliyahnya, sekolahnya? Hmmm,...apakah karena tak mau terganggu kuliyah, sekolah anak saja kita melarang anak pacaran? Wah..salah besar itu. Emang anak diamanahkan untuk disekolahkan sajakah?
Saya melarang anak pacaran, bukan karena terganggu sekolahnya, dia tak berbuat macam macam. Bukan..bukan karena itu. Tapi karena itu larangan dari Allah semata. Tokh..cuman karena itu semata. Bagi saya pribadi, satu komputer, apabila telah terkena vyrus dan rusak itu komputer, maka jangan sesekali merusak komputer lain dengan menyebarkan vyrus melalui apapun, melalui flash disk,..atau apapun itu. Cukuplah, rusak..rusak diri sendiri sajalah,.jangan merusak anak cucu, keluarga dari komponen yang ada.
Saya bukan Ibu yang sempurna, tetapi cukup tegas dalam hal hal pendidikan akhlaq anak anak. Alhamdulillah,..cukup dengan mendidik akhlaqnya, dua tiga pulau terlalui, disisi akademis mereka, alhamdulillah koq, dapat sekolah di sekolah yang bagus semua, tanpa ada main uang, main KKN, begitupun Ila, masih dapat mahasiswa undangan di Bandung. Sisi Pendidikan mereka, saya santai aja,.yang saya utamakan adalah akhlaq mereka, namun Allah itu maha bijaksana, dan adil,..apabila baik akhlaq seseorang, maka pendidikan agama dan pendidikan akademisnya mengikut secara otomatis.
"Sesungguhnya, masyarakat itu, sesuai dengan akhlaqnya, pabila baik akhlaqnya, maka baiklah masyarakat itu, pabila buruk akhlaqk seseorang, maka buruklah masyarakat itu".
Rasulullah bersabda : "Sesungguhnya aku diutus untuk penyempurnaan Akhlaq yang mulia". Jadi, Rasulullah bukan diutus untuk menjadikan manusia ini menjadi kaya raya dan profesor, tetapi menciptakan akhlaq yang mulia, tauhid yang benar. Satu dapat, secara otomatis semua mendapat. Satu bola bilyard di sentuh dan dituju, empat lima bola bisa masuk lobang.
Allahu Ta'ala a'lam.
Lakukanlah sesuka hatimu, apa yang suka kamu melakukannya, tapi ingat, kamu juga akan mendapatkan balasan atas apa yang kamu lakukan itu.
Dan akhirat itu, jauh lebih baik dari dunia, Wassalamu'alaikum. Rahima
Wednesday, August 1, 2012 0 comments By: Admin RT23

Ramadhan...


…..dalam banyak ibadah yang sifatnya personal, senantiasa ada pesan social yang dituntunkan Allah SWT kepada para hamba-hambaNya.

Puasa Ramadhan selain bulan jeda bagi pencernaan setelah sebelas bulan mendapatkan tugas yang berat. Disisi lain puasa sesungguhnya suatu neraca untuk mengukur kepedulian sosial kita.

Seberapa besar bentuk kepedulian kita tatkala menyaksikan ketimpangan hidup. Jika dengan puasa perasaan kita tetap tumpul, jika kita tak jua mampu menjaga tajamnya lidah maka kita merugi. Jika dengan puasa keinginan kita untuk berbagi tidak tampak, maka kita bukan orang yang beruntung.

Ramadhan mengajarkan pentingnya saling memberi dan saling mengasihi. Keimanan menemukan muaranya ketika berbuah secara sosial. Jangan pernah menyangka keimanan hanya dapat dibuktikan dengan shalat, puasa, zakat dan haji.
Ketika kita bersujud beriktikaf disudut-sudut masjid dalam puasa, namun dalam keadaan yang bersamaan kita membiarkan tamu menunggu di depan rumah, tak peduli ada tetangga yang membutuhkan bantuan; tidak menebarkan rasa kasih pada sesama, maka sedikit demi sedikit bangunan keimanan kita telah berguguran bersama rasa pengabaian kita kepada sesama

Maka jika kita beriman, diwajibkan berpuasa. Karena kita berpuasa maka kita harus beramal saleh kepada masyarakat. Demikian sebaiknya. Wallahu a'lam.
[Dikutip dari Hikmah- Republika : KH A Hasyim Muzadi]