agus Kurniawan - detikNews
Mekkah
- Jejak Presiden pertama Republik Indonesia (RI) tidak hanya di Uni Soviet,
Mesir, Maroko, Pakistan, dan Kuba, tapi juga di Arab Saudi. Di Tanah Suci,
jejak proklamator RI itu disebut Syajaroh
Soekarno.
Pada saat wukuf 9 Dzulhijah di Padang Arafah
beberapa waktu yang lalu, kita masih bisa menyaksikan peninggalan Soekarno di
Arab Saudi. Jejak itu bisa dilihat dan kita rasakan langsung, yakni ribuan
pohon yang menjadi peneduh saat jamaah haji melaksanakan wukuf di padang
Arafah.
Dulu
padang Arafah itu benar-benar gersang namun saat ini banyak ditumbuhi tanaman
yang menjadi tempat yang rindang dan semilir saat angin menerpa.
Di Indonesia, terutama masyarakat Jawa dan Bali,
pohon tersebut disebut pohon Imba atau Mimba. Namun di daerah lain seperti
Madura disebut Membha atau Mempheuh. Pohon Imba oleh orang Arab disebut Syajaroh
Soekarno atau pohon Soekarno. Pohon Mimba termasuk suku Meliaceae, marga
Azadirachta, jenis Azadirachta indica Juss.
Di padang Arafah hampir setiap 5 meter telah
ditanami pohon mimba. Pohon itu sudah ada yang tumbuh tinggi sekitar 8 meter
dengan diameter batang sekitar 20-an sentimeter. Namun ada pula yang masih kecil
dengan tinggi sekitar 2 meter dengan diameter 5 sentimeter.
Pohon mimba bisa ditumbuh di lahan tandus dan tingi
batang dapat mencapai 20 meter. Selain di Arafah, di Arab Saudi seperti di
Mekkah, Madinah, Jeddah, Riyadh dan Taif banyak ditemukan pohon mimba di pinggir-pinggir
jalan yang berfungsi sebagai perindang.
Adanya pohon mimba tidak lepas dari jasa Soekarno
pada sekitar tahun 1955 ketika Indonesia aktif sebagai gerakan nonblok. Pada
saat berhaji Soekarno menawarkan kepada raja Arab Saudi untuk menanam pohon di Arafah.
Dia pun kemudian mengirimkan ribuan bibit pohon mimba dan tenaga ahli untuk
ikut meneliti, merawat dan menanamnya.
Saat ini sudah ada jutaan pohon yang tertanam di
Arab. Padang Arafah seluas 11 kilometer persegi yang dulunya gersang dan
berbatu saat ini menghijau dengan adanya pohon tersebut. Jamaah haji seluruh
dunia dapat berteduh di antaranya rimbunnya pohon mimba di tempat itu saat
wukuf.
"Orang sini (Arab-red) menamakan pohon ini sebagai syajaroh
Soekarno," ungkap Naib Amirul Hajj Indonesia, KH Hasyim Muzadi saat di
Arafah.
Menurut Hasyim, di Arafah pohon ini benar-benar
dirawat dan terus disirami air dan dipupuk sehingga dapat tumbuh besar. Namun
ada pula pohon yang belum tinggi atau masih kecil karena baru beberapa tahun ditanam.
"Kalau yang kecil-kecil ini umurnya belum tua, kurang dari 5 tahun. Semua
pohon yang tumbuh di Arafah tidak boleh dirusak, itu termasuk larangan,"
katanya.
Dari sisi ilmu farmasi, pohon mimba mempunyai banyak
khasiat. Kita sendiri membuktikan ketika tenda didirikan di Arafah di sela-sela
pohon tersebut tidak mengalami gatal-gatal. Pohon ini terutama daunnya dikenal
sebagai tanaman obat terutama menyembuhkan berbagai penyakit
kulit,
radang dan lain-lain.
Diplomasi syajaroh Soekarno atau diplomasi pohon
ternyata berhasil dilakukan. Semua orang akan terus mengenangnya sepanjang
masa. Nama Soekarno tidak hanya dikenang menjadi nama sebuah jalan saja namun juga
menjadi kenangan abadi di sebuah tanaman bernama mimba, imba atau membha. (bgs/try)
0 comments:
Post a Comment